Profil Desa Bendungan
Ketahui informasi secara rinci Desa Bendungan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bendungan, Kaliwiro, Wonosobo. Mengupas potensi ekonomi dari sektor perikanan keramba jaring apung di Waduk Wadaslintang, pertanian lahan kering, serta prospek pengembangan ekowisata bahari darat dan tantangan infrastruktur yang dihadapinya
-
Geografi Tepi Air
Kehidupan dan lanskap Desa Bendungan secara fundamental ditentukan oleh lokasinya yang berada di pesisir Waduk Wadaslintang, menciptakan perpaduan unik antara daratan perbukitan dan perairan tawar yang luas.
-
Ekonomi Ganda
Perekonomian desa ditopang oleh dua pilar utama, yakni pertanian lahan kering di perbukitan (palawija dan kayu) dan sektor perikanan air tawar melalui budidaya keramba jaring apung (KJA) yang sangat potensial.
-
Potensi Ekowisata Terpendam
Desa ini memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal di sektor pariwisata, khususnya ekowisata dan olahraga air, yang dapat memanfaatkan pemandangan indah Waduk Wadaslintang sebagai daya tarik utama.
Berbeda dari desa-desa agraris pada umumnya di Kabupaten Wonosobo, Desa Bendungan di Kecamatan Kaliwiro menyajikan sebuah potret kehidupan yang unik, di mana daratan dan perairan bertemu membentuk denyut nadi ekonomi dan sosial warganya. Nama "Bendungan" bukanlah sekadar toponimi, melainkan sebuah penanda identitas yang tegas, karena sebagian besar wilayah dan kehidupannya bersinggungan langsung dengan hamparan luas Waduk Wadaslintang. Desa ini merupakan etalase bagaimana sebuah komunitas beradaptasi dan menggali potensi dari lingkungan perairan darat, menyeimbangkan antara tradisi bertani di lereng perbukitan dengan prospek budidaya perikanan modern dan pariwisata yang menjanjikan.
Geografi Unik di Pesisir Waduk Wadaslintang
Secara geografis, Desa Bendungan terletak di bagian selatan Kecamatan Kaliwiro, dengan karakteristik topografi yang khas. Wilayahnya terdiri dari kontur perbukitan yang menurun dan berbatasan langsung dengan genangan air Waduk Wadaslintang di sisi selatannya. Lanskap ini menciptakan pemandangan yang kontras namun indah, antara perbukitan hijau dan birunya permukaan air waduk. Luas wilayah Desa Bendungan tercatat sekitar 6,94 kilometer persegi atau 694 hektare, menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Kaliwiro.Batas-batas administratif desa ini meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngadisono dan Desa Selomanik. Di sebelah timur, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kalialang. Sementara di sebelah selatan sepenuhnya berbatasan dengan perairan Waduk Wadaslintang (yang juga merupakan batas dengan Kabupaten Kebumen) dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Grugu.Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Bendungan ialah sekitar 2.768 jiwa. Dengan luas wilayah yang sangat besar, tingkat kepadatan penduduknya tergolong rendah, yakni sekitar 399 jiwa per kilometer persegi. Pola permukiman penduduk cenderung mengelompok di area-area yang lebih landai dan aman, membentuk dusun-dusun yang tersebar di antara perbukitan dan mendekati akses ke tepi waduk.
Pemerintahan Desa dan Adaptasi Pembangunan
Struktur pemerintahan Desa Bendungan berjalan sebagaimana mestinya, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang didukung oleh perangkat desa dan diawasi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Namun tantangan dan fokus pembangunannya memiliki keunikan tersendiri. Perencanaan pembangunan desa yang dirumuskan melalui Musrenbangdes harus mampu mengakomodasi dua kebutuhan yang berbeda: kebutuhan masyarakat petani di darat dan kebutuhan masyarakat nelayan atau pembudidaya ikan di perairan.Prioritas pembangunan infrastruktur seringkali diarahkan pada peningkatan aksesibilitas, terutama pembukaan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar dusun serta jalan usaha tani. Selain itu, pemerintah desa juga berperan dalam memfasilitasi dan membina kelompok-kelompok masyarakat, baik itu kelompok tani maupun kelompok budidaya ikan, agar dapat berkembang dan mengakses program bantuan dari pemerintah kabupaten maupun pusat.
Dua Pilar Ekonomi: Pertanian Darat dan Perikanan Air Tawar
Perekonomian Desa Bendungan berdiri di atas dua pilar yang sama-sama penting. Pilar pertama merupakan pertanian lahan kering, sebuah warisan tradisional yang masih ditekuni oleh sebagian besar warga. Di lahan-lahan perbukitan, masyarakat menanam berbagai komoditas palawija yang tahan terhadap kondisi tadah hujan, seperti singkong, jagung, dan umbi-umbian. Selain itu, tanaman rempah seperti jahe dan kapulaga juga menjadi komoditas sampingan yang bernilai ekonomis. Investasi jangka panjang dalam bentuk tanaman kayu, terutama sengon (albasia), juga menjadi pilihan populer sebagai tabungan masa depan.Pilar kedua, yang kini semakin berkembang dan menjadi ikon ekonomi desa, yakni sektor perikanan air tawar di Waduk Wadaslintang. Potensi perairan yang luas dimanfaatkan oleh warga untuk budidaya ikan menggunakan metode Keramba Jaring Apung (KJA). Ratusan KJA mengapung di sepanjang teluk-teluk kecil di tepi desa, menjadi pemandangan yang khas sekaligus menunjukkan geliat ekonomi yang dinamis. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan ialah ikan nila dan patin, yang memiliki permintaan pasar tinggi. Aktivitas ini menciptakan rantai ekonomi baru, mulai dari penyedia benih ikan, penjual pakan, tenaga kerja di keramba, hingga pedagang yang membawa hasil panen ke pasar-pasar besar di Wonosobo, Purworejo, dan sekitarnya.
Potensi Ekowisata dan Olahraga Air yang Terpendam
Di balik fungsi utamanya sebagai sumber irigasi dan perikanan, Waduk Wadaslintang memberikan anugerah lain bagi Desa Bendungan berupa potensi pariwisata yang luar biasa. Pemandangan perbukitan yang bertemu dengan hamparan air yang tenang, ditambah dengan latar langit saat matahari terbit atau terbenam, merupakan daya tarik visual yang sangat kuat. Potensi ini masih tergolong "tidur" dan belum tergarap secara maksimal.Pengembangan ekowisata menjadi arah yang paling relevan bagi Desa Bendungan. Berbagai konsep dapat diimplementasikan, seperti wisata pemancingan bagi para hobiis, penyewaan perahu untuk menjelajahi sudut-sudut waduk, atau pembangunan area perkemahan (camping ground) di titik-titik dengan pemandangan terbaik. Selain itu, konsep kuliner terapung atau warung makan di tepi waduk yang menyajikan menu ikan bakar segar hasil tangkapan atau budidaya lokal memiliki daya jual yang sangat tinggi. Peran aktif Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat menjadi kunci untuk mulai mengelola dan mempromosikan potensi ini secara profesional.
Dinamika Sosial Masyarakat Petani dan Nelayan
Kehidupan sosial di Desa Bendungan diwarnai oleh interaksi dua kelompok masyarakat dengan mata pencaharian yang berbeda: petani darat dan "nelayan" air tawar. Dinamika ini melahirkan budaya kerja dan kebiasaan yang beragam namun dapat berjalan harmonis. Wadah-wadah komunal seperti Kelompok Tani (Poktan) dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) memegang peranan penting. Melalui kelompok inilah mereka saling berbagi informasi, mengatasi masalah bersama (seperti hama tanaman atau penyakit ikan), dan memperkuat posisi tawar dalam pemasaran hasil produksi. Semangat gotong royong dan tradisi sosial lainnya tetap hidup dan menjadi perekat komunitas di tengah tantangan zaman.
Tantangan dan Prospek Pembangunan Desa Tepi Air
Tantangan utama yang dihadapi Desa Bendungan berkutat pada masalah infrastruktur dasar. Kondisi jalan yang belum optimal di beberapa titik menjadi kendala dalam mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen, baik dari kebun maupun dari keramba. Di sektor perikanan, tantangan meliputi fluktuasi harga pakan yang tinggi dan risiko penyakit ikan. Dari sisi lingkungan, keberlanjutan ekosistem waduk juga perlu dijaga dari potensi pencemaran akibat sisa pakan yang berlebihan.Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Bendungan sangat cerah. Peningkatan infrastruktur jalan oleh pemerintah kabupaten akan menjadi pembuka gerbang bagi potensi ekonomi dan pariwisata. Dengan pembinaan yang tepat, sektor perikanan KJA dapat terus ditingkatkan produktivitasnya secara berkelanjutan. Namun, harapan terbesar terletak pada kemampuan desa untuk mengubah potensi pariwisatanya menjadi sumber pendapatan nyata. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak luar, Desa Bendungan berpotensi menjadi salah satu destinasi ekowisata andalan di Kabupaten Wonosobo, yang menawarkan pengalaman unik kehidupan di tepi "lautan" air tawar.
